HKBP BOGOR
Distrik XXVIII Depok-Bogor-Sukabumi-Kalimantan Barat (Deboskab)
HKBP BOGOR : Sejarah Singkat
​
Syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang telah membangkitkan dan memelihara HKBP Bogor. Ketika gedung permanen HKBP Bogor sudah berdiri, kalimat “Ai ndang adong na so tarpatupa Debata” tertulis di dinding depan. Kutipan dari Injil Lukas ini merupakan kesaksian warga HKBP Bogor yang merasakan sejarah panjang penyertaan Tuhan dalam pertumbuhan HKBP Bogor sampai saat ini dan selamanya.
Hari ini ada ribuan orang Batak Kristen berdomisili di Bogor. Rintisan dimulai oleh dua keluarga dan beberapa pemuda Batak yang di Bogor sejak tahun 1930. Mereka mengikuti persekutuan di Gereja Kristen Pasundan, Jalan Surya Kencana. Konon ketika itu, ada dua gereja Protestan di Bogor, yaitu GKP yang berbahasa Indonesia dan di Jalan Juanda yang berbahasa Belanda.
Angin kemajuan berhembus; di Bogor tumbuh beberapa lembaga pendidikan dan penelitian; dan banyak orang Batak terlibat (bekerja dan menjadi mahasiswa) di lembaga-lembaga ini. Mereka mengikuti kebaktian di Surya Kencana dan mulai mengadakan partangiangan keluarga berpindah dari rumah ke rumah.
GPIB Bogor sekitar tahun 1920 - 1930
Lama kelamaan, jumlah mereka semakin banyak, dan ada kerinduan untuk bersekutu dengan mempergunakan Bahasa Batak. Untuk itu, mereka memohon kepada Pendeta (orang Belanda) yang melayani di gereja Jalan Ir. H. Juanda (sekarang GPIB Bogor), agar dapat mempergunakan gereja ini sebagai tempat beribadah. Syukur, mereka mendapat ijin dan mulailah mereka berkebaktian Bahasa Batak dengan memakai Dorkas Kamar GPIB Bogor. Belum ditemukan catatan pasti tentang tanggal mulainya kebaktian ini. Suatu seminar di HKBP Bogor menyepakati kebaktian ini dimulai 9 Oktober 1932, dan inilah ditetapkan sebagai Hari Lahir HKBP Bogor. Jumlah warga Kristen Batak semakin banyak dan dorkas kamar tidak dapat lagi menampung mereka, sehingga tahun 1940-an mereka melakukan kebaktian di dalam gedung GPIB Bogor. Persekutuan ini kemudian resmi dilayani oleh HKBP Kernolong, Jakarta.
Orang Kristen Batak semakin banyak tinggal di Bogor dan mereka mengikuti kebaktian di HKBP Bogor ini. Status mereka di GPIB Bogor adalah “menumpang” dan tentu tidak selalu nyaman. Tahun 1960, warga HKBP Bogor memutuskan pindah ke sebuah bekas asrama mahasiswa di Jalan Paledang. Inilah lokasi HKBP Bogor sampai saat ini. Bangunan ini sangat sederhana sebagai tempat beribadah; berlantai tanah dan berdinding bilik. Kemudian, dibentuklah Panitia untuk membangun gedung gereja permenen. Panitia ini dimotori oleh Punguan Ina dilantik 13 Juli 1969 dan mulai pembangunan fisik 1 September 1969. Ibu-ibu ini mencari donatur dan setiap hari menyisihkan uang belanjanya untuk disumbangkan ke pembangunan gereja. Panitia pembangunan mendistribusikan kaleng bekas wadah susu tempat ibu-ibu menyisihkan uang belanjanya. Pekerjaan fisik dilakukan mandiri; naposobulung dan ama bergotong-royong mengangkat batu dan mengaduk semen. Pesta Mameakhon Batu Ojahan dilakukan tahun 26 Nopember 1972.
HKBP Bogor sekarang
Mengarungi badai dalam penyertaan Tuhan, HKBP Bogor bertumbuh dalam kualitas dan kuantitas. Ragam pelayanan koinonia, marturia, dan diakonia dilaksanakan untuk semua kategori usia jemaat. Jumlah anggota jemaat juga bertumbuh sangat pesat dan membuahkan beberapa resort dan huria yang sudah manjae dari HKBP Bogor.
​
Terpujilah Tuhan yang terus mengiring perjalanan HKBP Bogor, dan tepatlah kita bersyukur dan memuliakan Tuhan atas begitu banyak karunia Tuhan yang kita terima (Mazmur 50:23)